Kamis, 23 September 2010

MENUAI SUKSES DENGAN MENCINTAI PERPUSTAKAAN


MENUAI SUKSES DENGAN MENCINTAI PERPUSTAKAAN
PENDAHULUAN
Setiap orang baik sebagai individu, dalam membina keluarga maupun sebagai bangsa pasti menginginkan suatu kesuksesan dalam hidupnya. Banyak jalan menuju sukses diantaranya dengan kerja keras, perjuangan tanpa mengenal lelah, rajin dan tekun. Seseorang mempunyai jiwa sukses apabila dia tidak suka mengeluh dan tanpa mengenal lelah melakukan daya upaya untuk meraih cita-citanya. Sebagai bangsa yang ingin maju dan sukses, harus meyakini bahwa jalan terbaik untuk meraih sukses adalah dengan ilmu Dengan ilmu kesuksesan akan kita peroleh.
Ilmu merupakan kunci sukses tidak hanya untuk kepentingan di dunia tetapi juga untuk kebahagiaan di akhirat kelak. Dalam hadis disebutkan bahwa barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia maka dengan ilmu. Barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di akhirat maka dengan ilmu. Barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat maka dengan ilmu.
Cara untuk memperoleh ilmu adalah dengan belajar. Kunci kesuksesan belajar adalah membaca dan salah satu sarana belajar adalah perpustakaan. Pertanyaannya adalah apakah sebagian besar waktu kita sudah kita pergunakan untuk membaca ? Padahal kita ingin sukses, tetapi tidak banyak waktu yang kita luangkan untuk membaca. Bagaimana bisa terwujud cita-cita kita ? itu sangat tidak realistis. Oleh karena itu dalam makalah ini, saya mencoba mendiskusikan tentang budaya baca dan berbagai aspek yang berkaitan dengan hal tersebut.
RENDAHNYA BUDAYA BACA MASYARAKAT INDONESIA
Ceritera tentang kebiasaan membaca di negara – negara maju (Inggeris, Amerika, Jerman, Belanda, Jepang) sudah sering kita dengar. Dimanapun mereka berada selalu mempergunakan waktu luangnya untuk membaca. Ketika mereka sedang menunggu di halte bus, di stasiun atau sedang menempuh perjalanan sudah tidak asing lagi bagi mereka memanfaatkan waktunya untuk membaca. Bandingkan keadaan tersebut dengan keadaan di Indonesia. Kita lihat di terminal, di stasiun, bahkan di bandara pemandangan demikian hampir tidak pernah kita jumpai. Ketika orang Indonesia sedang berada di tempat tersebut di atas, mereka kebanyakan menggunakan waktu luangnya untuk bercerita, merokok atau bahkan bengong semata.
Budaya baca masyarakat Indonesia memang masih sangat memprihatinkan. Banyak faktor kenapa keadaan yang memprihatinkan masih terjadi ? Alasan pertama adalah budaya yang sudah ada secara turun menurun adalah budaya ceritera bukan budaya baca dan perkembangannya menuju kearah budaya menonton (televisi). Kedua adalah penghasilan kebanyakan masyarakat Indonesia masih rendah sehingga buku masih dianggap barang mahal. Ketiga adalah sistem pendidikan Indonesia belum menunjang tumbuhkembangnya budaya baca karena orientasinya masih membaca untuk lulus bukan membaca untuk pencerahan sepanjang hidup. Keempat adalah keberadaan perpustakaan yang belum memadai. Kesan masyarakat umum tentang perpustakaan masih dianggap sebagai tempat yang serius dan menyebalkan.
Tentunya masih banyak alasan yang dapat kita daftar kalau kita ingin bicara tentang penghambat perkembangan budaya baca di Indonesia. Walaupun terkadang alasan tersebut tidak didasarkan pada penelitian yang memadai dan hanya didasarkan pada asumsi. Sebagai contoh alasan tentang penghasilan masyarakat Indonesia yang masih rendah. Memang rata-rata pendapatan perkapita orang Indonesia rendah, namun yang perlu diperhatikan adalah tentang bagaimana alokasi pengeluarannya ?
Dari pengamatan saya, banyak pengeluaran masyarakat Indonesia dialokasikan untuk hal-hal yang tidak perlu, misalnya, untuk kebutuhan rokok. Banyak orang Indonesia walaupun penghasilannya rendah, tetapi mereka tetap mengkonsumsi rokok yang jelas-jelas tidak ada manfaatnya dan menghabiskan minimal 1 bungkus rokok per hari. Berapa biaya yang dikeluarkan tiap bulan untuk rokok ? dan adakah alokasi anggaran keluarga untuk buku ? Tidak banyak keluarga yang mengalokasikan anggarannya untuk pembelian buku yang jelas-jelas banyak manfaatnya bagi masa depan anak dan bangsa.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang mendalam tentang perkembangan budaya baca di Indonesia dan apa penyebab budaya baca di Indonesia rendah? Setelah diketahui akar masalahnya baru diambil langkah strategis untuk mengatasi masalah tersebut. Tentunya masalah budaya baca itu tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, tetapi merupakan tanggungjawab kita bersama sebagai warga Indonesia yang ingin sukses meraih cita-citanya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa menuju masyarakat adil dan makmur.

BELAJAR DARI JEPANG
Pengembangan budaya baca di Jepang memang sudah dimulai sejak ratusan tahun yang lalu. Dalam catatan sejarah, sejak 1868 pada masa kekaisaran Meiji yang dikenal juga masa restorasi Meiji telah diambil langkah strategis dalam kebijakan untuk membangun sumber daya manusia Jepang. Pada saat itu pengembangan sumber daya manusia di mulai dengan pengiriman tenaga – tenaga muda untuk belajar dan menuntut ilmu di negara-negara maju terutama Eropa dan Amerika dan ada kewajiban harus mengabdikan diri dan mengamalkan ilmunya setelah lulus untuk kepentingan bangsanya. Disamping itu juga ada kebijakan sang Kaisar tentang penerbitan dan penerjemahan buku secara besar-besaran di segala bidang agar penguasaan ilmu khususnya teknologi dapat dipahami secara cepat. Hasilnya dapat kita lihat sekarang, bahwa Jepang dapat menguasai perekonomian dunia.
Sekalipun pada 1945 kota Hiroshima dan Nagasaki di bom dan hampir meluluhlantakkan segala segi kehidupan, namun mereka dengan cepat berbenah diri. Dalam waktu singkat bangsa Jepang dapat bangkit karena memiliki keunggulan sumber daya manusia. Bangsa Jepang dapat menguasai produk-produk teknologi tinggi bahkan dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan produk-produk negara maju lainnya. Penguasaan tehnologi tinggi masyarakat Jepang berkaitan erat dengan keunggulan budaya baca. Jadilah, masyarakat Jepang menjadi masyarakat yang siap menyerap ilmu dari berbagai bahan bacaan yang terbit di dunia.
Bagaimana dengan pengembangan perpustakaan di Jepang ? Dari berbagai sumber informasi yang ada, pemerintah Jepang sangat serius dalam menangani perpustakaan. Hal ini dapat diketahui dengan memperhatikan cara pengelolaan perpustakaan umum. Seperti halnya perpustakaan-perpustakaan umum di negara manapun biasanya dikelola oleh pemerintah pusat/daerah. Di Jepang perpustakaan umum kebanyakan juga dikelola oleh pemerintah pusat/daerah.
Yang istimewa adalah sistem ”inter library loan” di Jepang sudah berjalan dengan baik seperti yang dilakukan oleh negara-negara maju lainnya. Sehingga tidak ada gap antara daerah pedesaan dengan daerah perkotaan. Pengguna perpustakaan umum di Jepang sangat dimanjakan.
Pengguna perpustakaan di suatu daerah terpencil dapat dengan mudah memperoleh informasi/buku yang diinginkan tanpa susah payah harus pergi ke perpustakaan yang lebih komplit di perkotaan. Hal ini disebabkan karena sistem jaringan online yang sudah mantap. Setiap pengguna perpustakaan di manapun mereka berada dapat dengan mudah mengetahui dimana informasi/buku yang dicari berada dan juga dapat dengan mudah untuk memperolehnya.
Online antar perpustakaan juga telah disinergikan dengan perkembangan perpustakaan modern yang berbasis digital atau yang kita kenal dengan e-library. Dengan e-library bahan bacaan seperti buku, jurnal, bacaan populer dalam bentuk elektronik dapat di akses dengan mudah tanpa mengenal batas waktu dan tempat.
Pemerintah Jepang melalui University of Tokyo, pada tahun 2002 telah sukses meluncurkan e-library for community (Perpustakaan elektronik untuk masyarakat). Dengan program ini, pengguna perpustakaan tidak hanya dapat mengakses dengan mudah informasi yang dicari tetapi juga dapat ikut aktif menulis artikel atau menyampaikan pendapat melalui e-library. Yang istimewa adalah semua pelayanan perpustakaan dilaksanakan dengan gratis sekalipun ada yang membayar tapi masih terjangkau oleh kalangan masyarakat paling bawah sekalipun.
Dengan pola ini, masyarakat Jepang menjadi semakin cepat berkembang dan mempunyai budaya baca tinggi yang pada gilirannya adalah bangsa Jepang menjadi bangsa yang unggul.
Bagaimana peran perpustakaan di Indonesia dengan pengembangan budaya baca ?
PERAN PERPUSTAKAAN DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DI INDONESIA
Sekalipun perpustakaan telah melakukan upaya untuk menumbuhkembangkan budaya baca, namun hasilnya belum nampak di masyarakat. Dengan keterbatasan yang ada perpustakaan di Indonesia terus berusaha meningkatkan minat baca bagi masyarakatnya. Perpustakaan perguruan tinggi, misalnya, sejak tahun 1980 an terus meningkatkan kualitas pelayanannya. Cara yang ditempuh, misalnya, dengan mengirim tenaga perpustakaan untuk menempuh pendidikan lanjut di bidang perpustakaan baik untuk pendidikan non-gelar, S1, dan S2. Disamping itu peningkatan secara kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan dengan cara menambah jumlah anggaran.
Penerapan teknologi informasi juga telah banyak di implementasikan dalam operasional perpustakaan baik pengembangan otomasi perpustakaan maupun pengembangan perpustakaan digital agar perpustakaan tidak ketinggalan dengan kemajuan teknologi informasi. Kebijakan pemerintah pusat tentang tenaga fungsional pustakawan juga telah mendorong semangat pustakawan untuk bekerja lebih profesional yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan budaya baca bagi masyarakat.
Upaya pengembangan perpustakaan umum sekarang sudah mulai digalakkan. Di Jawa Tengah, misalnya, beberapa perpustakaan daerah seperti di Wonosobo, Magelang, Cilacap, Blora adalah sebagai bukti bahwa perpustakaan umum mulai berkembang. Segala usaha yang telah dilakukan perpustakaan tersebut merupakan salah satu cara mengembangkan budaya baca. Semoga perpustakaan daerah yang masih tertinggal, khususnya yang ada di Jawa Tengah cepat mengejar ketertinggalannya. Peningkatan budaya baca memang bukan pekerjaan mudah, memerlukan perjuangan dan hasilnya hanya dapat dinikmati dalam jangka panjang. Karena begitu pentingnya peran perpustakaan dalam pengembangan budaya baca, maka jalan terbaik agar kita dapat berpartisipasi dalam pengembangan budaya baca adalah dengan cara mencintai perpustakaan.
MENCINTAI PERPUSTAKAAN
Tak kenal maka tak sayang. Pepatah lama ini sangat relevan kalau kita kaitkan dengan bagaimana cara mencintai perpustakaan. Untuk mencintai perpustakaan kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu perpustakaan dan apa pula fungsi perpustakaan ?
Menurut Suwondo Atmodjahnawi, perpustakaan dapat didefinisikan sebagai tempat penyimpanan koleksi bahan pustaka, yang diolah dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. (Atmodjahnawi, 1989). Sedangkan fungsinya adalah :
  1. Sebagai sarana pendidikan dan pengajaran (Education)
  2. Sebagai sarana rekreasi (Recreation)
  3. Sebagai gudang ilmu pengetahuan dan sarana penelitian (Science and research)
  4. Sebagai sumber informasi (Information)
  5. Sebagai sarana dokumentasi (Documentation).
Dengan mengenal lebih jauh tentang perpustakaan oleh semua pihak yang berkepentingan diharapkan mereka dapat lebih mencintai perpustakaan.
SIAPA YANG SEHARUSNYA MENCINTAI PERPUSTAKAAN ?
Kata cinta mengandung berbagai macam makna. Cinta paling tidak harus melibatkan dua belah pihak. Dalam kaitannya dengan perpustakaan, siapa yang seharusnya mencintai perpustakaan ? Paling tidak ada tiga kelompok orang yang harus mencintainya yaitu pimpinan dan staf perpustakaan, tenaga pendidik, dan pengguna perpustakaan disamping juga peran pemerintah.

PIMPINAN DAN STAF PERPUSTAKAAN
Bagaimana cara mencintainya ? Bagi pimpinan dan staf perpustakaan cara terbaik untuk mencintai perpustakaan adalah dengan bekerja secara profesional. Seseorang dapat disebut profesional apabila dia mempunyai keahlian di bidangnya. Untuk menjadi ahli, mereka harus mempunyai pendidikan khusus. Tentunya masih harus ada syarat lain yang perlu dipenuhi yaitu menjadikan profesi tersebut sebagai sumber penghidupan yang layak dan membanggakan.
Bagi pimpinan perpustakaan harus lebih aktif dan kreatif dalam mengelola perpustakaan. Artinya sekalipun perpustakaan bukan organisasi yang mencari keuntungan, namun dalam pengelolaannya dapat mengadopsi berbagai cara yang diterapkan oleh dunia bisnis. Perpustakaan dapat belajar ke organisasi bisnis tentang bagaimana mengelola sumber daya manusia, mengatur keuangan, menerapkan konsep pemasaran dsb.
Aplikasi konsep pemasaran, misalnya, dapat diterapkan di perpustakaan dengan berbagai penyesuaian. Penerapan konsep pemasaran organisasi nirlaba telah berkembang sejak tahun 1970-an. Efektivitas konsep tersebut baik untuk organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba telah mendorong para pustakawan untuk mengadopsinya. Para pustakawan di Indonesia sejak tahun 1990-an telah banyak mencoba untuk mengadopsi konsep ini walupun masih banyak kendala yang dihadapi.
Murphy medefinisikan konsep pemasaran sebagai berikut :
“A marketing concept as an integral part of strategic planning that starts with identification of customer need and ends with the successful sale and distribution of the product or service.” Menurut definisi di atas dapat dinyatakan bahwa apapun layanan jasa yang ditawarkan oleh perpustakaan harus diawali dan berorientasi kepada kebutuhan pengguna dan diakhiri dengan keberhasilan layanan yang ditawarkannya.
Penjabaran lebih lanjut tentang penerapan konsep pemasaran adalah dengan mengkombinasikan 4 variabel yang disebut dengan Marketing Mix yaitu Product, Price, Place, and Promotion. Dengan penerapan konsep ini, diharapkan pengguna akan lebih rajin untuk mengunjungi perpustakaan, karena kebutuhan informasi mereka dapat dipenuhi.
TENAGA PENDIDIK
Bagi tenaga pendidik seperti dosen, guru, widyaswara dsb cara terbaik mencintai perpustakaan adalah dengan memberi contoh kepada anak didiknya. Kalau mereka menganjurkan muridnya untuk senang mengunjungi perpustakaan tentunya mereka sendiri terlebih dahulu harus rajin datang ke perpustakaan. Kalau perlu integrasikan proses belajar mengajar dengan program perpustakaan. Artinya setiap dosen atau guru memberi mata pelajaran sebaiknya bahan acuannya ada di perpustakaan. Sayangnya pelaksanaan konsep ini tidak mudah, karena banyak hambatan seperti minimnya dana perpustakaan, terlalu banyak mahasiswa/murid dsb. Di negara- negara maju, sebagian besar waktu mahasiswa dihabiskan di perpustakaan. Bagi mereka perpustakaan sebagai jantungnya universitas bukan hanya slogan belaka.
PENGGUNA PERPUSTAKAAN
Sebagai pengelola perpustakaan, saya sering mendapat berbagai keluhan yang datang dari pengguna perpustakaan. Keluhan tentang koleksi perpustakaan sudah kuno dan tidak komplit (jadul), petugas perpustakaan tidak ramah/galak, ruang yang tidak nyaman dsb adalah suatu yang sering kami hadapi. Yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana para pengguna perpustakaan dapat berempati tentang keadaan perpustakaan. Usulkan kepada pimpinan perpustakaan untuk membenahi keadaan yang tidak kondusif tersebut kalau perlu ajaklah pimpinan perpustakaan untuk berdiskusi sehingga ada jalan keluar dalam pemecahan persoalan tersebut. Para pengguna perpustakaan jangan hanya mengkritik melulu tanpa mempunyai alternatif pemecahannya. Cara inilah merupakan salah satu cara yang terbaik bagi pengguna untuk mencintai perpustakaan.
PERAN PEMERINTAH
Disamping tiga kelompok orang tersebut di atas, peran pemerintah menjadi sangat sentral dalam pengembangan budaya baca dan perpustakaan. Belajar dari Jepang seperti yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran kaisar adalah sangat menentukan dalam pengembangan budaya baca dan keunggulan sumber daya manusia Jepang. Pemerintah disamping harus memprioritaskan anggaran untuk pendidikan termasuk perpustakaan juga harus membuat kebijakan yang strategis menyangkut pengembangan budaya baca. Penelitian yang dilakukan oleh Taufik Ismail pada tahun 1997 tentang program membaca dari 13 SMA di dunia mendapatkan hasil yang sangat memprihatinkan bagi kita bangsa Indonesia. Berikut ini hasil penelitian tentang bacaan buku sastra wajib di 13 SMA pada berbagai negara :
Buku Sastra Wajib di SMA pada 13 negara
NO
Asal Sekolah
Buku Wajib
Nama SMA/Kota
Tahun
1.
SMA Thailand Selatan
5 judul
Narathiwat
1986-1991
2.
SMA Malaysia
6 judul
Kuala Kangsar
1976-1980
3.
SMA Singapura
6 judul
Stamford College
1982-1983
4.
SMA Brunei Darussalam
7 judul
SM melalyu I
1966-1969
5.
SMA Rusia Sovyet
12 judul
Uva
1980-an
6.
SMA Kanada
13 judul
Canterbury
1992-1994
7.
SMA Jepang
15 judul
Urawa
1969-1972
8.
SMA Internasional Swiss
15 judul
Jenewa
1991-1994
9.
SMA Jerman Barat
22 judul
Wanne-Eickel
1966-1975
10.
SMA Perancis
30 judul
Pontoise
1967-1970
11.
SMA Belanda
30 judul
Middleburg
1970-1973
12.
SMA Amerika Serikat
32 judul
Forest Hills
1987-1989
13.
AMS Hindia Belanda A
25 judul
Yogyakarta
1939-1932
14.
AMS Hindia Belanda B
15 judul
Malang
1929-1932
15
SMA Indonesia
0 judul
Dimana saja
1943-2005
Sumber : Taufik Ismail, 2005. Tragedi Nol Buku, Tragedi Kita Bersama. Makalah disampaikan pada Rakenas IPI, Pekanbaru, Riau, tanggal 31 Mei 2005.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah khususnya mengenai pengembangan budaya baca di Indonesia sangat memprihatinkan. Peran pemerintah sangat menentukan dalam hal ini, terutama berkaitan dengan kebijakan pengembangan kurikulum dan proses belajar dan mengajar.
PENUTUP
Sekalipun pengembangan budaya baca di Indonesia masih sangat memprihatinkan, kita tidak boleh pesimis. Kita harus berusaha terus untuk meningkatkan budaya baca. Karena kita yakin bahwa bangsa yang memiliki budaya baca yang tinggi akan mempunyai keunggulan. Bangsa Indonesia yang terkenal dengan kekayaan sumber alamnya tidak akan dapat mewujudkan cita-citanya tanpa memiliki keunggulan sumber daya manusia. Keunggulan sumber daya manusia dapat dicapai dengan cara meningkatkan budaya baca. Peningkatan budaya baca dapat dimulai dari masing-masing individu dan keluarga dan juga kebijakan pemerintah yang bersangkutan dengan hal tersebut. Membaca merupakan modal utama untuk menuai sukses dan cara termurah untuk dapat membaca adalah mengunjungi perpustakaan.

Rabu, 22 September 2010

cerita rakyat sulawesi utara pingkan matindas


PINGKAN DAN MATINDAS
Ini Carita depe asal usul ada mulai kira-kira pas abad 17.Ini carita depe asal dari daerah Tombulu minahasa, kong depe daerah tombulu dekat deng daerah tanahwangko, dulu kata ini daerah punya nama negri mandolang skarang ini daerah ada di wilayah kota manado.
Ini carita ada se cerita tentang asal- usul minahasa, tentang orang- orang minahasa, depe sifat- sifat orang-orang minahasa, depe tatakrama,depe  pergaulan, deng depe khusus ini ada kase cerita tentang gambaran kasih setianya parampuang minahasa pa dia punya laki .
Lewat ini cerita ada kase contoh salah satu torang punya leluhur minahasa yaitu dia punya nama Pingkan, ini Pingkan adalah salah satu parampuan yang  gagah,pe lembut, pe bae-bae deng sopan pa samua orang. Ini carita juga ada kase cerita salah satu tuama minahasa, dia punya nama  Matindas, ini Matindas adalah laki-laki yang bole kase takluk ini Pingkan punya hati, Matindas ini depe orang gagah,pang ba sabar, pe pambae, suka jaga tolong orang ,suka jaga karja keras, tapi ini Matindas dia adalah anak yang nda punya orang tua. Di carita ini leh ada kase cerita tentang ini Pingkan pe mama dia pe nama Rumengan, deng ini pingkan pe papa  yang merupakn Tonaas (kepala pemerintahan) daerah Tanahwangkok, Raja Loloda Mokoagow, seorang raja Bolaangmongondow yang adil dan bijaksana, Sora seorang nelayan yang gila harta.
Bagini dia pe carita, ada kata seorang parampuan minahasa yang banyak orang-orang suka deng kagum kalo jaga lia pa dia, karena dia pe cantik,pe pangbae,pe manis,deng terlebih suka jaga tolong orang. Pokoknya dia pe kecantikan bukan hanya diluar  tapi dari dalam. Dia punya kecantikan luar deng dalam ini orang-orang so lia dari dia masi kacili, sampe dia besar skarang,banyak laki-laki yang suka mo kaweng deng ini parampuan.Ia punya nama Pingkan.
Waktu  Pingkan masi umur  12 taon, ini Pingkan saki kras, dia punya panyaki siksa skali mo kase bae, karna nyanda ada orang yang mangarti deng dia pe panyaki ini. Kage-kage datang ini laki-laki yang gagah, datang pa Pingkan punya rumah for mo tolong ini pingkan.

Setelah sampe dirumah pa Pingkan, ini Matindas mulai kase obat pa Pingkan, disaat ini Matindas ada sementara kase-kase sembuh pa Pingkan, ini Pingkan punya orang tua jaga perhatikan-perhatikan katu. Ini Pingkan pe papa jaga lia pa Matindas pe diri, kalo ada sesuatu yang laeng dari dalam Matindas pe diri  deng ini Pingkan punya papa ada lia kalo ini Matindas punya kayakinan basar  untuk dapat kase sembuh ini Pingkan, pada akhirnya pas ini pingkan mulai bae dari dia pe panyaki, ini Pingkan punya mama deng Papa kage deng kagum ada lia ini Matindas ada kase bae pa pingkan. Akhirnya ini pingkan punya mama deng papa kase ucapan trimakase pa Matindas.
Waktu tetap bajalang, pas ini pingkan bae, ini pingkan langsung kenal pa ini Matindas, Akhirnya ini pingkan mulai suka pa ini Matindas, bagitu lekh Matindas mulai ada hati pa Pingkan, akhirnya Pingkan deng matindas so mulai batunangan,ini Pingkan pe mama deng papa lagi setuju pa dorang 2, deng ini pingkan punya papa so berencana mo kase kaweng pa dorang 2. Selanjutnya Pingkan dan Matindas pun kaweng.
Satu hari, Matindas beking patong yang mirip deng ini depe bini pe muka, ini patong dia simpan didalam rumah mar dia nynda pernah bilang pa pingkan,kalo ini matindas ada bking patong for depe bini. Kage-kage pas ini Matindas pulang dari kobong, dia lia ini patong so nyanda ada,dan hebohnya pas dia dengar dari masyarakat sekitar, kalo saat itu ada datang bangsa mindanau yang dorang masyarakat saat itu kenal, ini bangsa Mindanau punya kalakuan besae dorang itu orang-orang yang suka jaga ambe orang-orang punya barang,nah dorang ini skarang mo serbu ini tanah minahasa bagian pesisir pantai. Ini matindas pun cari pa dorang itu, karena matindas tau itu patong pasti dorang yang ada ambe. Pada akhirnya matindas nda mampu mo lawang pa dorang, dorang akhirnya tangka pa Matindas kong bawa pa dia.
Ini pingkan, nintau kalo ini matindas, dorang bangsa mindanau so tangka, yang Pingkan tau dia punya laki matindas ada pigi cari doi for dorang punya biaya hari-hari. Deng sabar ini pingkan tunggu depe laki, Pingkan nda pernah ba pikir besae pa dia pe laki, memang ini Pingkan memang bini yang sangat pambae, ini masyarakat pa dpe kompleks leh sangat senang akan pingkan karena pingkan punya kebaikan yang orang-orang so kenal sedari dia kacili. Matindas memang beruntung skali, bole dapa bini sama deng pingkan, dorang pe cinta dari hari ke hari semakin besar. Ini Pingkan nyanda pernah mamutung karena dia pe keadaan da kaweng deng matindas, Pingkan bilang matindas memang orang yang susah karena matindas pe latar belakang hidup, dimana ini matindas nyanda punya sodara deng matindas punya orang  tua so se tinggal pa dia, karena Tuhan so pangge. Mar itu alasan nda beking ini pingkan kecewa, sedih atopun mamutung-mamutung. ini pingkan punya perasaan untuk mo hidop sama- sama deng matindas dibumi ini Tulus. Pingkan leh punya tekad kalo “Kekayaan deng kemulian, nda lama mo ilang,mar pingkan punya kasih sayang pa ini matindas nda akan mo ilang dimakang waktu”.Karna kalo Pingkan nda deng matindas, pingkan rasa-rasa mo mati cepat.
Kage suatu hari tanpa ini pingkan tau, itu patong yang ada ilang yang depe bentuk sama deng pingkan pe diri,ada orang dapa yaitu seorang nelayan.Ini patong pun ini nelayan kase pa raja dari bolaang mongondow, dia punya nama Loloda Mokoagow.karena ini patong pe bentuk gagah, Ini raja akhirnya mulai suka deng ini patong,sampe-sampe dia pe istri-istri, dia so nyanda perduli.
            Suatu kali ini raja mimpi ,depe isi mimpi ,kalo ada seorang wanita yang sama deng patong itu pe bentuk. Kage-kage pas dia bangun,ini raja langsung suruh depe anak-anak buah mo cari itu parampuan. Pencarianpun dimulai,seluruh pulau-pulau ditelusuri oleh anak-anak buah dari raja bolaang mongondow ini.sampai pada satu pulau,dimana pulau ini yang jadi pingkan pe tampa tinggal,dorang mulai datang ka rumah,sampe dapa pa ini pingkan .Ini anak-anak buahpun yang diwakili oleh seorang yang depe nama Sora,ini sora ini adalah penasihat raja yang gila doi. Mulailah ini sora buju-buju pa ini pingkan,for mo iko dengan dorang untuk mo bakudapa deng raja loloda. Tapi sunggu sangat disayangkan, ini pingkan nyanda perduli dengan samua yang dorang ada bilang-bilang,apa lagi yang ini sora ada bilang-bilang.so berbagai macam cara ini anak-anak buah raja bolaangmongondow so kase pa pingkan Cuma pingkan selalu bilang kalo  pingkan punya cinta nda bisa sapapun mo beli dengan doi atopun segalanya.
Akirnyaa ini raja bolaang mongondow pe anak buahpun menyerah,dorang akhirnya kembali pa raja dan bilank,kalo parampuan itu memang ada,tetapi ini parampuan nimau mo iko dengan dorang.Ini raja lagi menyerah dan melupakan dia punya keinginan ini.
Sampai pada akhirnya,Mamanua melarikan diri dari bangsa mindanau.Mamanua berhasil lolos,dan diapun pulang,untuk menemui pingkan istrinya.saat bertemu pingkan,mamanua langsung polo deng ciong pa pingkan.Dan pingkanpun langsung memasakkan makanan yang enak kepada Matindas,untuk dimakan.
Pada malamnya,itu pingkan pe kejadian yang dia ada alami selama matindas ada kase tinggal dia kase cerita pa Matindas,pas ada dengar ini carita ini matindas sangat terharu dan mengijinkan pingkan istrinya untuk mo pilih mana yang terbaik bagi dirinya deng dorang dua. Tapi ini pingkan tetap pa depe pendirian dan matindaslah yang terbaik bagi depe kehidupan baik masa lalu, sekarang bahkan sampai selama- lamanya. Kemudian dorang pindah ke Maaron (daerah sekitar wilayah kema, Minahasa utara) dan disanalah mereka hidup bahagia,dan beranak cucu,sehingga matindas menjadi Tonaas disana.